Minggu, 01 Juni 2014

Progam Televisi dan Karakter Anak Bangsa


PROGRAM TELEVISI DAN KARAKTER ANAK BANGSA
oleh Feby Utami

Jika kita melihat program atau acara-acara yang ada di dunia pertelevisian Indonesia sekarang, apa yang akan kita katakan? Masih tetap berkualitaskah acara-acara di televisi itu? Mengandung edukasikah acara-acara di sana? Dan amankah acara tersebut ditonton oleh anak-anak, saudara-saudara, adik-adik, bahkan diri kita sendiri?
Kecewa, itulah yang akan saya katakan melihat dunia pertelevisian di Indonesia sekarang. Pertelevisian Indonesia sekarang ini dapat dikatakan sedang terpuruk parah. Kenapa? Karena program-program yang mereka sajikan bukan hanya berisikan tentang hinaan antar pemain yang mengisi acara tersebut. Bahkan membuka rahasia atau aib orang lain. Bahasa yang mereka gunakan pun jauh dari kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tetapi, masyarakat Indonesia tidak memedulikan hal ini. Justru mereka menyukainya. Terbukti dengan meningkatnya rating program-program tersebut. Yang penting bagi mereka adalah acara tersebut dapat membuat mereka terhibur. Walaupun hal yang dilakukan oleh mereka pengisi acara ataupun tayangan tersebut melanggar berbagai norma yang berlaku dalam masyarakat.
Bukankah di Indonesia ada sebuah lembaga yang berperan penting dalam pengawasan penyiaran? Ya, di Indonesia ada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Lalu pertanyaannya, bagaimana peran atau kinerja KPI melihat kondisi pertelivisian Indonesia yang benar-benar sedang terpuruk ini? Bukan menghentikan tayangan tersebut, tetapi yang terlihat KPI hanya sekedar menegur beberapa program yang melanggar ketentuan penyiaran itu. Namun, teguran tersebut hanya sekedar menjadi “angin lalu”. Buktinya, hingga kini masih banyak program yang melanggar nilai-nilai. Justru bertambah banyak. Dan program-program yang memiliki unsur pendidikan atau edukasi kini perlahan semakin menghilang.
Keadaan ini pasti akan berpengaruh kepada karakter anak bangsa. Bagaimana tidak, setiap hari mereka disuguhi acara-acara televisi tersebut. Dari pagi hingga malam hari. Yang disajikan hanya hal-hal yang tidak mendidik, dan bahasa yang tidak baik. Sedangkan, kebutuhan mereka akan informasi yang berguna dan mendidik tidak ada. Lalu bagaimana jadinya karakter anak bangsa kita? Televisi mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan karakter seseorang. Tetapi apabila masyarakatnya terus disuguhi acara-acara yang tidak memiliki nilai edukasi seperti ini, jangan salahkan apabila kelak, masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang “buta pengetahuan”.
Selain program-program yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, ada lagi catatan buruk tentang pertelevisian kita sekarang ini. Tidak dipungkiri, dunia pertelevisian adalah pasar potensial dalam menarik penonton. Apalagi sekarang sudah berada di tahun 2014, yang akan dilaksanakannya pemilu. Partai politik mulai mencari pendukung atau simpatisan melalui televisi. Lihat saja program-program atau iklan yang tayang disetiap chanel televisi yang berisi politik terselubung. Semakin hari semakin bertambah. Hingga ada salah satu program di sebuah stasiun televisi swasta di Indonesia yang melakukan money politic dengan kedok kuis berhadiah.
Sepertinya, norma-norma di dalam dunia pertelevisisan di Indonesia benar-benar telah luntur sekarang ini. Program-program yang ditayangkannya pun terbilang biasa saja, justru sangat tidak berkualitas dan tidak edukatif. Tetapi herannya masyarakat kita menyukainya. Mereka tidak sadar bahwa hal ini adalah bibit-bibit sifat, kebiasaan bahkan budaya yang tidak baik.
Kondisi ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, dampaknya pasti akan kembali lagi kepada penikmat televisi dalam hal ini masyarakat. Seharusnya Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dapat menjalankan fungsinya untuk mengawasi penyiaran di Indonesia. Memilih program televisi mana yang pantas untuk ditampilkan di muka masyarakat umum. Dan tentunya yang sesuai dengan nilai, kultur dan budaya masyarakat Indonesia sendiri.
Bukan hanya KPI, tetapi semua pihak juga sudah seyogyanya saling bahu membahu membenahi persoalan yang menjadi persoalann umum di Indonesia sekarang ini. Dimulai dari stasiun-stasiun televisi, seharusnya mereka membuat atau menayangkan program-program atau acara-acara yang mengandung unsur edukasi yang bermanfaat bagi penonton. Bukan hanya sekedar mementingkan rating atau materil saja sedangkan nilai atau norma dalam acaranya diabaikan begitu saja. Mereka seharusnya sadar bahwa sebagian besar atau bahkan seluruh masyarakat indonesia pasti menggunakan televisi dalam kesehariannya. Dan yang harus diingat adalah penikmat televisi bukan hanya orang dewasa, tetapi anak-anak juga turut serta melihatnya. Jadi selain sinetron, infotainment, dan hiburan, buatlah sebuah program yang dikhususkan untuk anak-anak. Ya tentunya harus program yang mengandung unsur pendidikan.
Selain itu, masyarakat Indonesia juga harus pintar dalam memilih acara yang ditontonnya. Pilihlah acara yang bermanfaat untuk ditonton, acara yang memiliki nilai atau norma yang baik dan acara yang sesuai dengan kriteria umurnya. Disamping itu, orang tuapun harus mengawasi anak-anaknya ketika menonton televisi. Jangan sampai anak-anaknya menonton acara yan salah. Karena akan berdampak untuk kebiasaan dan karakternya.

Televisi sebagai sarana yang paling efektif dalam menyampaikan atau memberikan informasi kepada masyarakat seharusnya juga bisa menjadi sarana pendidikan. Karena televisi juga memberikan andil yang cukup besar dalam membentuk karakter dan pemikiran generasi muda. Apabila masyarakatnya lebih sering melihat program-program televisi yang seperti sekarang ini memenuhi dunia pertelevisian indonesia, mau seperti apa karakter bangsa kita kelak? Tentunya bukan karakter yang suka menyakiti perasaan orang lain dengan hinaannnya yan kita harapkan, melainkan karakter yang berbudi luhur dan berpikiran maju untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik lagi, bangsa yang mampu membuat perubahan bagi peradaban dunia. Bukan sebaliknya.

1 komentar: